Sukses

Pingwen Handcraft, Kisah Sukses Usaha Rajut Ramah Lingkungan

Pemberdayaan PNM kepada nasabah tidak terlepas dari pemberian modal finansial, intelektual dan sosial.

Liputan6.com, Depok - Peluang usaha datang dari mana saja. Salah satunya hobi membuat kerajinan tangan. Bukan hanya senang saat melakukannya, jika serius digeluti tentu dapat membuahkan penghasilan yang cukup menguntungkan.

Hal ini dirasakan oleh Budi Lestari, seorang nasabah binaan PNM Mekaar pemilik kerajinan rajut kreatif di Depok, Jawa Barat.

Pingwen Handcraft merupakan brand kerajinan rajut milik Budi yang dikenal memproduksi aksesoris cantik yang ramah lingkungan. Berawal dari iseng mengisi waktu luang, kini berbagai produk seperti tas, topi dan kalung, hingga dekorasi bunga hasil karyanya bisa dibeli secara online.

“Keunggulan utama usaha ini karena menggunakan skema made by order jadi terkesan eksklusif tidak akan sama persis antara satu pesanan dengan yang lain,” ungkap Budi.

Harga jualnya pun sangat variatif mulai dari Rp10.000 sampai Rp1.200.000.

Budi bercerita awal mula menjalani usaha yang berawal dari hobi ini akibat dorongan dari teman-teman dan keluarganya. Banyak yang menyukai kreasi tangannya yang terbilang unik. Ia pun bergabung menjadi nasabah PNM melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) untuk mendapatkan modal usaha.

“Awal mula jalani ini pastinya penuh perjuangan, belum banyak yang beli, modal juga ngga ada, tapi untung diajak masuk Mekaar dapat pinjaman tidak pakai jaminan apa-apa,” cerita perempuan asal Depok ini. Baginya kemudahan untuk mendapat modal usaha sangat penting bagi pelaku usaha skala rumah tangga seperti dirinya.

Tidak berhenti di situ, Budi juga turut mengikuti berbagai pelatihan usaha yang difasilitasi oleh Permodalan NAsional Madani (PNM) agar produknya semakin dikenal dan dilirik para calon pembeli. Saat ini usaha Budi sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan HAKI.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi membenarkan yang dirasakan oleh Budi sebagai komitmen perusahaan dalam mendorong usaha skala ultra mikro segera naik kelas. Mulai dari pemetaan usaha dan pelatihan sesuai kebutuhan masing-masing nasabah di setiap cabang.

Ada tiga tema pelatihan yaitu literasi keuangan, usaha dan digital. Seperti edukasi manfaat kepemilikan NIB, tips meraih keuntungan lewat group WhatsApp serta pengetahuan tentang marketplace dan masih banyak lagi.

“Pemberdayaan PNM kepada nasabah tidak terlepas dari pemberian modal finansial, intelektual dan sosial. Semua dikemas dalam satu program yang saling berkaitan untuk membantu para pelaku usaha ultra mikro berdampak makro,” jelas Arief.